Posts

Showing posts from December, 2018

Dear Utun

Image
Kamu sudah 7 bulan lebih di perut Ibu Nak. Makin aktif setiap hari. Makin tumbuh besar. Semalam digelar doa-doa dan pembacaan surah-surah Qur'an buatmu. Mengharap berbagai kebaikan untukmu.   Semoga berkah mengalir deras padamu.  Menjadi anak sholih/sholihah, penuh bakti dan pegabdian,  jadi ahli ilmu,  ahli Quran,  dan ahli kebaikan.. Hidup beruntung dunia akhirat.  Berkah manfaat.   ***

7 Bulan Sayang

Image
7 bulan yang penuh syukur meski kerap merasa sesak,  merasa ingin pipis terus,  dan mudah sekali lemas.  Wahnan ala wahnin rupanya mulai terasa lagi menuju delapan bulan ini  setelah sebelumnya kondisi lemah terjadi pada awal-awal bulan. Saat ini kami tengah mudik ke Tegal. Masya Allah sekali perjalanan yang ditempuh antara Jogja-Tegal. Kami sempat bermalam dua hari di Jogja untuk beberapa agenda keluaga utamanya meminta Yai Najib,Krapyak untuk mendoakan si Utun. Perjalanan yang memakan durasi 10 jam membuat saya kelimpungan karena rasa tak enak yang luar biasa.  Kandungan semakin berat,  rasa sesak yang seperti mendesak ulu hati, ditambah keinginan untuk pipis yang kerap melanda meski sudah berhenti berkali-kali. Ketika berhenti saat makan malam,  suami menuntun saya mencari-cari toilet di tengah dinginnya udara dan sisa-sisa suasana hujan.  Tak ada toko, warung atau apapun yang menyediakan toilet.  Bahkan ketika terpaksa memberanikan diri ke rumah warga, pun katanya tak ada

7 Bulan~

Sudah tujuh bulan.  Kami melakukan pemeriksaan kandungan pertama di trimester ke tiga ini.  Bukan untuk melihat jenis kelamin sebenarnya.  Lebih pentingnya adalah untuk melihat perkembangan dan semacamnya. Gamis yang kukenakan sudah pas banget rupanya. Padahal saya mengenakan gamis bertali yang  tentu dulunya gamis ini lebih lebar dari ukuran saya.  Menyesal saya mengenakannya,  karena tidak selonggar dulu,  kain yang sangat ngepres di perut bikin rada nyeseg.  Saya merasa tidak nyaman mengantri dengan perut yang terasa pegal.  Kusandarkan diri ke suami,  melawan rasa lelah. Sebelum tiba giliran bidan meminta saya menimbang dan cek tensi darah.  Tensi normal dan BB saya naik 10kg lebih dari sebelum hamil. Yassalaaaam..  😁 Setelah melewati beberapa antrian,  tiba giliran saya dipanggil bidan dalam . Kami segera masuk ruang dokter dengan perasaan senang.  Setelah menyimak catatan di buku KIA dan bertanya soal keluhan apa yang dialami,  dokter meminta saya merebah untuk dilakukan

100 cerpen

Ingin mengisi sekitar tiga bulan jelang melahirkan ini dengan menulis cerpen -kalau bisa- setiap hari. Tidak harus setiap hari sebenarnya, tapi sebisa mungkin. Pun tidak harus mencapai seratus cerpen.  Kata seratus ini menjadi semacam afirmasi pada diri bahwa dalam berproses ada langkah pertama. Untuk menuju seratus, tinggal dinikmati prosesnya.  Ini hanya target, bukan tugas, bukan kewajiban. Sekedar tantangan, atau penyemangat biar belajar lebih produktif.  Setiap cerpen saya layangkan ke group FB : Komunitas Bisa Menulis. Berharap meski dalam rangka latihan, bisa sekaligus melihat bagaimana respon orang membaca tulisan yang saya buat.  Dari sini saya bisa belajar apa yang sebenarnya diminati para khalayak.  Dalam perjalanan "Seratus Cerpen Ini" pada langkah pertama,  Alhamdulillah (Saat postingan blog ini ditulis) mencapai 647 liker. Hari ke empat pada cerpen dengan tema rumah tangga, mencapai 1.141 likes.  Ini menjadi penyemangat dalam rangka meneruskan target per

Selarik Cahya Dalam Bongkahan (Cerpen)

(Part 1) Kalau ada orang-orang yang bercita-cita mengubah dunia, maka sudah pasti bukan diri Laila. Jangankan mengubah dunia,  mengubah nasib pun belum bisa ia lakukan.  Ia baru mampu berdamai dengan keadaan.  Bertahun-tahun merasai hidup yang keras, didera rasa iri pada mereka yang kehidupannya nyaman dan stabil. Tapi kemudian usia mendewasakannya dengan penerimaan. Di lubuk hati yang terdalam sebetulnya Laila bercita-cita menghafal Qur'an. Orang-orang dermawan biasa menawarkan biaya untuk mondok, bahkan ia bisa juga masuk dalam kategori santri dhuafa yang hanya perlu tinggal di pesantren. Tapi apa daya, ia tentu lebih memprioritaskan membantu Ibunya menanggung kebutuhan hidup. Ayah Laila meninggal saat ia berusia sepuluh tahun, tiga adiknya baru berumur setahun, tiga tahun dan enam tahun. Pukulan hebat menerjang kehidupannya ketika itu. Ia dan ketiga adiknya mendapat gelar Yatim dari siapa saja. Disantuni setiap Asyura, tapi diabaikan di bulan-bulan lain. Sejak

Ngaji Hidup Pada Mbah Jum (Cerpen)

Ruang utama pondok kami sedang diperbaiki,  beriringan dengan perombakan total madrasah tempat kami mengaji saban malam. Semua kelas dialihkan ke berbagai tempat.  Ruang-ruang masjid, bahkan ndalem (rumah)  pengasuh. Semua kelas mendapat jatah tempat masing-masing kecuali kelas kami. Ya.  Kami tidak kebagian ruang.  Semua ruang sudah terpakai,  sementara kami tidak mungkin nebeng kelas lain sebab pelajaran pun tentu beda materi. Untuk beberapa hari, kelas kami dikosongkan.  Kami diminta menelaah materi-materi terdahulu di kamar.  Jadi saban malam kami kumpul rame-rame di kamar tertentu untuk membahas kitab. *** "Pak Bahrul masih berusaha mencarikan tempat untuk kita,  semoga aja cepat ketemu," kata Rania saat kami sarapan Bubur Ayam di tempat Mbah Jum. "Haduh lama banget,  sebentar lagi kita ujian semester.  Kitab-kitab belum pada khatam, " Keluhku sebelum memakan sesuap bubur dan mengigit bakwan hangat.  "Ono opo to nduk?  Madrasah dibongkar,  kalian be

Hati Yang Dibalut Doa Ibu (Cerpen)

~~~    “Iya Aya, saya menyukaimu...” Fandi, ketua Osis SMA Aya, menyatakan perasaan ketika Aya sedang merajut bunga di kelas untuk persiapan pentas seni sekolah. Setelah sebelumnya melakukan prolog panjang. Membicarakan tentang  cita-citanya, membicarakan kekagumannya pada Aya, Fandi menyampaikan maksud hatinya sesantun mungkin. Maryam menyenggol-nyenggol lengan Aya ketika sahabatnya memilih menunduk menyembunyikan berbagai kecamuk. Ah sebetulnya ia sudah menaruh hati pada kakak kelasnya itu sejak awal masuk sekolah. Diam-diam ia memperhatikannya. Tapi apalah daya, wajah marah Ibunya terbayang terus setiap kali ia memikirkan laki-laki. Hanya kilas bayang-bayang Ibu yang tidak rela anaknya merenda asmara di usia dimana ia belum siap menikah, sudah cukup mengalihkan perasaannya. “Nanti malam aku tunggu jawabanmu di Kafe Mayang sari, sebelah barat alun-alun,” Fandi menngakhiri obrolan siang itu. Duh Gusti! Sependek pengalamannya, itu kafe teromantis yang pernah Aya tahu. Suasanany

Target Jelang Lahiran

Hari Perkiraan Lahir, : Maret. Ada sekitar tiga bulan lebih masa penantian.  Pingin mengisi masa ini dengan berbagai target,  mengiringi titik-titik fokus . 1. 6x lagi khatam Qur'an. 2. Lanyahkan juz-juz yang dihafal. 3. Nulis 100 cerpen. 4. Baca 1 jilid tafsir Al Mishbah. 5. Baca 3-10 buku. 6. Khatam Mutholaah & share Fathul Qarib + washiyatul Musthofa, Nashoihul Ibad.  7. Traveling tempat-tempat ziarah. 8. Sempatkan berinteraksi dengan alam.  Untuk si Utun 👶 1. Asupan makanan-maknan bergizi. (Food combining). 2. Olah Raga Harian. 3. Perdengarkan Qur'an+shalawat setiap hari. 4. Ajak ngobrol. 5. Bacakan dongeng. 6. Ajak main alat musik. 7. Ajak melihat alam. 8. Jaga ceria-bahagia semangat plus afirmasi positif. 9. Fatihahi dan bacakan doa-doa.  10. Longgarkan dan ceriakan hati,  jernihkan pikiran,  jaga asupan, jaga keseimbangan dan kestabilan, perbanyak rasa syukur . 

Amalan Kehamilan

Dari: Ummi Salim ( Istri dari Guru Sayyid Alwalid Al Habib Umar bin Hafidz ) Untuk siapa yang Mendambakan Kehamilan ( Walau telah di vonis dokter mandul ) 1.Baca istighfar 10.000 kali setiap hari, selama 1 minggu, Boleh dicicil, dengan syarat menghadap kiblat dan dalam keadaan berwudhu'. 2.Baca surat Alfateha 41 kali, setelah sholat sunnah fajar (sebelum sholat subuh) selama 40 hari, Agar bisa genap 40 hari, orang perempuan dianjurkan mengkonsumsi obat penunda haid. Agar kehamilan kuat dan tak gugur ijasah dari Guru Mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz : Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib ( sambil mengelus perut ). Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan : Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan2 baik seperti membaca alqur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan

Jadilah Manis Baik

Ibu sering memimpikanmu,  Nak..  Kadang kamu laki-laki,  kadang kamu perempuan. Dalam mimpi kamu selalu terlihat bahagia. Ibu kadang tak menyangka bisa sampai di titik ini,  tahap dimana Ibu dianugerahi kesempatan mengandung mengingat sakit yang Ibu alami beberapa tahun belakangan. Ibu berusaha berhati-hati menjagamu,  agar di dalam rahim,  kau selalu baik-baik saja.  Ibu takut terjadi apa-apa denganmu.  Doa-doa selalu Ibu layangkan untuk kebaikanmu. Ibu kerap membayangkan kelak bisakah Ibu menjadi Ibu yang baik buatmu...  Ibu takut Nak,  tapi Ibu akan berusaha.  Ibu percaya,  Allah menganugerahimu beserta kemampuan untukku menjadi Ibumu. Buah hati,  darah daging,  penerus... Nak,  jadilah manis baik, :-)

Baik-Baik Sayang

Agak tidak sabar menantimu Nak.. Ibu yang biasanya mendampingi anak-anak orang lain, melihat perkembangan mereka satu per satu, tumbuh dan berubah sejalan usianya menjadi penasaran bagaimana kelak Ibu mendampingi tumbuh kembangmu. Ibu ingin fokus padamu, merawatmu lahir batin. Menyuburkanmu dengan berbagai ajaran-ajaran baik. Memberimu asupan baik lahir batin. Masa mengandung ini, Ibu akan banyak sekali belajar. Tentang perawatanmu, tentang fisikmu, tentang asupanmu, lalu pola didik di usia awalmu, ragam-ragam kebaikan yang perlu kamu pelajari, kegiatan dan materi belajar yang sebaiknya kamu lakukan, Yap Ibu akan berusaha menyiapkanmu baik-baik sebagai manusia baru. Tentu! Ibu banyak kurang sana sini. Banyak yang tak sanggup Ibu lakukan dan bahkan banyak yang mungkin luput. Meski begitu Ibu akan berusaha, dan  tentu mengimbanginya dengan tangan Ibu yang menenangadah menitipkanmu pada-Nya dalam segala inci hidupmu. Ibu meniati kehadiranmu,selain untuk melengkapi bahagia kami semua