100 cerpen

Ingin mengisi sekitar tiga bulan jelang melahirkan ini dengan menulis cerpen -kalau bisa- setiap hari. Tidak harus setiap hari sebenarnya, tapi sebisa mungkin. Pun tidak harus mencapai seratus cerpen. 

Kata seratus ini menjadi semacam afirmasi pada diri bahwa dalam berproses ada langkah pertama. Untuk menuju seratus, tinggal dinikmati prosesnya. 

Ini hanya target, bukan tugas, bukan kewajiban. Sekedar tantangan, atau penyemangat biar belajar lebih produktif. 

Setiap cerpen saya layangkan ke group FB : Komunitas Bisa Menulis. Berharap meski dalam rangka latihan, bisa sekaligus melihat bagaimana respon orang membaca tulisan yang saya buat.  Dari sini saya bisa belajar apa yang sebenarnya diminati para khalayak. 

Dalam perjalanan "Seratus Cerpen Ini" pada langkah pertama,  Alhamdulillah (Saat postingan blog ini ditulis) mencapai 647 liker. Hari ke empat pada cerpen dengan tema rumah tangga, mencapai 1.141 likes. 

Ini menjadi penyemangat dalam rangka meneruskan target perjalanan menulis cerpen setiap hari. Meski sebenarnya tak perlu terpatok pada respon pembaca.  Dalam rangka latihan atau ancang-ancang berproduksi,  yang terpenting adalah menulisnya, adalah prosesnya, dan nikmati saja perjalanannya.

Jelang lahiran ini menulis cerpen dan pendalaman dunia literasi menjadi keasikan tersendiri untuk mengisi waktu kehamilan. 

Sementara ini, cerpen saya pilih untuk media belajar sebab lebih ringan daripada novel. Bukan saja dari segi penulisan tapi juga pengembangan, utamanya pengaturan daya konsentrasi. Rasanya  belum siap dihantui plot alur tokoh dan segala hal yang bersangkutan dengan dunia novel. Ada target lain yang harus saya penuhi sehari-hari, jadi untuk sementara saya merasa belum siap. 

Tentu saja, meski menulis cerpen, program target ini juga sekaligus saya niatkan untuk belajar menulis novel. Barangkali suatu hari ada keinginan, ada kesempatan dan memungkinkan untuk kembali menggarapnya. 

***

Comments

Popular posts from this blog

Masa Pandemi 🥺

Gadget

6 Bulan Kehamilan