6 Bulan Kehamilan

Enam bulan terasa cepat rasanya. Seperti baru kemarin merasakan mual muntah, seperti baru kemarin merasa enggan makan apa-apa tapi harus tetap berusaha memaksakan diri sebab awal terbentuknya janin membutuhkan banyak nutrisi utamanya asam folat.

Pada bulan ke dua kehamilan, saya sempat pendarahan. Masih ingat sekali rasanya ketika pertama melihat darah mengalir banyak saat hendak BAK. Di kamar mandi saya tercengang untuk beberapa saat. Membayangkan yang tidak-tidak menghawatirkan keguguran.

Ada gumpalan kecil mirip daging yang keluar. Saya menangis, mengingat dalam aplikasi Halo Bumil yang saya baca di usia kandungan tersebut, janin baru sebesar kelengkeng. Seukuran dengan darah yang keluar ketika itu.

Buru-buru saya beritahukan pada suami dan segera setelah ia shalat dzuhur dan makan, kami ke rumah sakit untuk melakukan USG dan pemeriksaan.

Saya ingat perkataan Bidan, bahwa hasil tes pack tidak selalu menunjukkan bahwa seseorang positif hamil. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit saya membayangkan dua kemungkinan berat. Apakah sebetulnya saya tidak hamil, atau saya akan keguguran. Kecemasan betul-betul menghantui. Saya berdoa banyak, membaca apa yang bisa dibaca.

Berulang kali saya baca,
"Bismillahi la yadhurru maasmihi syaiun fil ardhi wa la fissamai wa huwassamiul alim.. "

Kami mengambil antrian, lalu menunggu bersama suami di depan ruang praktik dokter kandungan.
Suami mengelus perut saya beberapa kali dan menawarkan camilan ketika saya merasakan mual.

"Mas, dibaca-bacain apa gitu lho... Diwiridi dalail gitu.." Pintaku.
"Aku takfokus Qur'an aja Dek, kan setiap nderes selalu kuusap perut dan kusebul keningmu.."

Oiya...

Jeda beberapa pasien lain, saya dipanggil dan suami ikut masuk.

Saya jelaskan keluhan yang baru saja saya alami. Dokter menanyakan beberapa hal dan mengatakan bahwa pendarahan bisa menjadi salah satu tanda hendak terjadinya keguguran. Hati saya kemranyas.
Sebentar kemudian saya diminta berbaring, dibantu bidan untuk melakukan USG. Suami berada di samping dokter melihat layar. 

"Janinnya baik-baik saja ya. Tidak ada masalah.." terang dokter.

Saya menengok layar dengan perasaan lega luar biasa. Melihat ada janin yang mendiami rahim dalam tubuh. Seperti masih setengah percaya bahwa saya betul-betul mengandung.

"Hanya saja masih perlu berhati-hati. Saya beri obat penguat dan pereda pendarahan," Terang dokter sambil menuliskan resep. Lalu memberikan nasihat agar saya banyak istirahat. 

Kami pulang dengan rasa bahagia setelah menebus obat di apotik. Mengantongi hasil USG dengan perasaan sangat bersyukur. Suami memotret dan mengirimkan ke group WA keluarga. Mengabari kebahagiaan kami.

Sesampainya di rumah saya sujud syukur. Betapa kehawatiran hari itu disapu-Nya dengan anugerah.  

* * *
Enam bulan, terasa cepat rasanya. Masih ingat setelah pendarahan, saya lebih banyak menghabiaskan waktu di kamar. Sering nonton foodvlogger di youtube untuk mempengaruhi selera makan. Sering scroll timeline group kuliner kota, dan sering langganan go food.

Hanya beberapa kali saya ijin tidak masuk sekolah. Alhamdulillah meski awal kehamilan terasa begitu lemah, masih diberi kekuatan untuk tetap mendampingi adik-adik belajar meski harinya tidak sebanyak dulu.

Saya ijin rehat untuk jadwal di sekolah siang sore dan malam. Lebih lagi setelah pendarahan. Saya merasa harus lebih banyak rehat untuk menjaga agar kandungan tetap baik-baik saja.

Hanya beberapa hari saya minum obat penguat rahim dan pereda pendarahan dari dokter. Seminggu, pendarahan berhenti total. 

Tapi saya tetap membatasi aktifitas semaksimal mungkin agar kandungan muda terawat dengan baik. Mengandung adalah hal baru bagi saya, saya tidak tahu bagaimana kualitas rahim dan tubuh saya. Jadi berhati-hati menjadi pilihan. 
 
***
Enam bulan terasa cepat rasanya.

Saya masih ingat masa-masa ketika begitu sensi pada banyak makanan, utamanya jelang maghrib.
Hampir setiap malam suami menawarkan mau makan apa, lalu memasakkan atau mencarikan apa pun yang saya minta. Ia menjadi suami super siaga.

Bergantian dengan Ibu, ia memasakkan apa pun yang ramah untuk suasana tubuh.  Kentang goreng,  jagung rebus, telur. Tiga makanan ini yang beberapa waktu menjadi menu andalan jika malam tiba. 

Memijati tengkuk tiap kali rasa muntah tak bisa ditahan.  Menyediakan permen untuk meredakan rasa mual. 

Saya ikuti group-group Ibu hamil,  ditambah langganan aplikasi halo bumil untuk memantau perkembangan janin,  dan alo dokter untuk bertanya apa pun pada dokter. 

Saya ikuti saran untuk berusaha memenuhi asupan harian. 
 Karbohidrat, protein nabati-hewani,  serat vitamin,  lemak sehat, air mineral dan perbanyak asam folat.  

Suami selalu membelikan banyak sekali buah beragam untuk menjaga asupan karena saya memang sebisa mungkin memberikan asupan alami, bahkan kalau bisa tidak perlu pil vitamin.  

Saya batasi pantangan-pantangan yang dibilang kurang baik oleh bidan, dokter atau orang-orang sekeliling.  Seperti mie instant,  kopi,  makanan setengah matang  makanan dibakar dll.
Saya cegah diri dan sama sekali tidak makan sayur daun pepaya, buah pepaya muda dan nanas muda.

Nyaris saban hari saya catat makanan yang saya konsumsi,  lalu mencari tahu kandungan-kandungannya.  

Misal:
Daun Singkong = Protein,  Serat.
Daging Sapi,  Telor asin = Protein hewani.
Jamur Tiram = vit C, B, D,  Zinc,  Protein nabati,  Kalium.
Ikan = Omega 3
Jagung = Karbo,  serat,  vit D,  Kalium,  antioksidan,  kalori,  lemak baik. Magnesium. 
dll

Saya catat dan jadikan menu, makanan-makanan yang mengandung zat besi atau asam folat.
Bayam,  apukat,  brokoli, jambu,  buah naga,  dll.

***
Bulan ke tiga saya melakukan ANC terpadu ditemani suami.  Butuh waktu yang lumayan untuk menunggu hasil pemerisaan darah di lab. 
Alhamdulillah kandungan darahnya baik, tidak ada masalah. Di bulan itu HB saya 14.9 terhitung sangat baik kata ahli Gizi. 

Tapi memang saya ketika itu masih kurus.  Berat badan 40 kg-an.  Ahli Gizi menyarankan saya untuk memperbanyak makanan berlemak dan berenergi.  Intinya konsumsi yang enak-enak.  Martabak manis, kue keju, ice cream, dll.

Saya yang belakangan kurang terbiasa nyamil, mulai membiasakan diri. Terpikir bahwa tubuh saya tengah disiapkan untuk kehidupan manusia baru, dan butuh fisik yang baik untuk melahirkannya.
***

Minggu-minggu berikutnya masih berusaha saya catat apa saja yang perlu saya perhatikan.  Berusaha gerak seperlunya (olahraga/jalan-jalan pagi) masak,nyuci bersih-bersih sebisanya,  berusaha selalu ceria meski ada saat-saat baper juga,  mengatur jadwal periksa entah USG (kontrol dokter), atau kontrol ke bidan.

Minggu ke 18, menurut aplikasi ia sudah mulai bisa mendengarkan. Saya usahakan ia mendengar bacaan Qur'an baik diri sendiri atau orang lain. Saya buat group nderes Qur'an di WA yang dikhususkan untuk muslimah agar audio yang dikirim kawan-kawan  bisa saya perdengarkan pada janin. 

Belakangan groupnya bukan sekedar diisi audio ngaji, tetapi juga bahasan seputar ilmu agama dan share-share beragam hal yang kaitannya dengan hidup sehari-hari atau lainnya. Ini memacu saya untuk semangat belajar lagi, buka-buka kitab dan buku lagi.

Saya juga hunting shalawat-shalawat yang nyaman didengar, musik-musik klasik, kajian-kajian, diskusi-diskusi.

Bersama Ayah-nya si Utun, kami mulai ajak ia bicara.  Katanya ini dapat menambah kepekaan janin pada suara Ayah Ibunya.  Mendekatkan emosi dan menambah daya responnya kelak.
Kadang saya juga bermain musik dengan memilih keyboard sebagai media untuk memperdengarkannya irama. 

Pada minggu-minggu ini beberapa poin penting saya catat untuk perkembangannya.

*Asupan seimbang seperti biasa.
* Memperbanyak asupan dengan kandungan DHA.
*Stimulus kecerdasan = olah raga,  jalan-jalan,  melihat alam dan yang indah-indah,  menulis,  membacakan dan memperdengarkan Quran, main musik dan belajar. Katanya kalau Ibu mempelajari hal yang agak rumit, bisa berpengaruh pada daya pikir si janin jadi saya pilih i'robul Qur'an, sebenarnya  yang disarankan adalah matematika, tapi saya sangat tidak menikmatinya.

***

Di bulan ke lima, keenam , saya mulai menghitung pergerakan janin setiap hari.  Minimal 10 waktu gerak,  jika kurang katanya bumil perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Bulan belalu, waktu persalinan tinggal beberapa bulan lagi,  perut sudah membuncit, berat badan naik 8kg, Asi sudah keluar.  Pada bulan-bulan ini bumil juga disarankan rutin membersihkan payudara sebagai persiapan memberikan Asi pasca melahirkan. Tapi belum dianjurkan memijat dihawatirkan terjadi kontraksi dini. 

Mempersiapkan fisik dengan olah raga harian seperti senam - jalan kaki,  berlatih pernafasan,  memberikan afirmasi positif pada diri,  menjaga semangat dan ceria,  perdengarkan yang baik-baik pada janin,  perbanyak berdoa.

***

Nyaris memasuki bulan ke tujuh. Kondisi tubuh sudah jauh lebih stabil meski tentu aktifitas tidak bisa seperti normalnya orang. Nyuci sedikit saja sudah lelah. Jadi saya harus mengatur antara waktu nyuci dan waktu memasak.

Jika ada jadwal di sekolah saya memilih masak yang ringan paginya dan masak siang untuk sayuran,  atau memesan makanan. Yang terpenting tidak terlalu merasa lelah. Jalani dengan stabil. Jaga kesehatan diri, pikiran dan hati.

Jadwal sore sudah mulai aktif kembali, meski saya tetap memilih rehat untuk tidak ambil jadwal siang dan malam. Jadi waktu-waktu jeda setelah beberes rumah, masak, nyuci, ke sekolah/komunitas belajar, saya melakukan beberapa hal yang saya rangkum dalam tema (klik)  Titik-titik Fokus.

Banyak yang bertanya, amalan apa yang perlu dilakukan ketika tengah hamil. 
Tentu ada banyak sekali Ibadah yang bisa dilakukan untuk mengimbangi masa kehamilan dan menyiapkan cikal bakal manusia baru. 

1. Isi waktu pagi, siang, sore, malam dengan Qur'an. Misal se-jam dalam sekali duduk. (Bikin target program khataman, target bacaan harian dan target surah yang dijadikan wirid atau dibaca setiap hari semisal Maryam, Yusuf, Luqman, Muhammad etc..)

2. Perbanyak dzikir, istighfar dan shalawat. 
3. Jama'ah. 
4. Puasa. 
5. Doa yang baik-baik. Hadiahi fatihah. 
6. Dan beragam aktifitas ibadah lain yang bisa dipilih dan diniatkan untuk ngriyadhohi janin. 



Comments

Popular posts from this blog

Masa Pandemi 🥺

Gadget