Terperosok Sumur

Siang itu rumah sepi. Mertua ada kegiatan di luar.  Suami sedang tidur. Saya mengambil jemuran dan tiba-tiba terperosok ke sebuah lobang.  Saya tidak tahu bahwa ada sumur di area jemuran.  Atau barangkali dulu pernah diberitahu tapi lupa karena lama di Salatiga dan baru setengah tahun pasca hamil,  saya ikut mudik ke kampung suami.

Hal yang saya ingat setelah kaki kiri menahan tubuh adalah memegangi area perut,  berharap ia tak kena benturan apa-apa. Saya betul-betul kaget dan memang tidak ambil inisiatif teriak ketika saya rasa mampu berdiri dan mengangkat kaki kembali. 

Setelah bebersih dan shalat,  saya ke kamar dan baru sadar kalau kaki yang terperosok terkena luka dimana-mana.  Ada yang memerah dengan goresan panjang yang kemudian sekitarnya menjadi biru lebam. 

Yang saya hawatirkan tentu kondisi janin (Utun) dalam rahim. Meski tak berasa benturan atau getaran hebat sebab kaki kiri yang menahan kuat agar badan saya tetap tegak,  tetap saja ada rasa hawatir.

Tapi kekhawatiran itu tersapu setelah merasakan geliatnya yang aktif di perjalanan saya dan suami menuju wisata Guci.

***

Sore ini kami ke bidan untuk pemeriksaan dan melakukan USG.  Alhamdulillah kondisinya sangat baik. Jelang 8 bulan ini BB-nya mencapai 2 kilo.  Air ketuban jernih.. Posisi janin dan plasenta bagus. 

Meski banyak sekali orang yang berkomentar kalau saya masih terlihat kecil meski hamil, bagi saya  cukup keterangan bidan bahwa Bb saya tidak bermasalah dan Bb janin tidak kurang. 

Terus terang saya memang menargetkan untuk tidak terlalu gempal saat hamil tapi BB janin tetap ideal.

Lepas maghrib saya sujud syukur atas rasa lega luar biasa dan atas perlindungan-Nya pada si Utun. 

Betul-betul saya serahkan penjagaan pada-Nya untuk melancarkan kehidupan manusia baru dalam rahim ini. :')

Comments

Popular posts from this blog

Masa Pandemi 🥺

Gadget

Otw 2 tahun